DEPOK, penabangsa.com — Lembaga Pemasyarakatan bukan sekadar tempat menjalani hukuman, tetapi juga ruang pembinaan dan perubahan. Hal inilah yang tercermin dari kegiatan Ujian Tengah Semester (UTS) bagi peserta Program Pendidikan Kesetaraan (PKBM) di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Depok, Selasa (4/11/2025).
UTS tersebut resmi dimulai awal pekan ini, hasil kerja sama antara Rutan Depok dan PKBM Sakola Hayyah sebagai mitra penyelenggara pendidikan. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari dan diikuti oleh puluhan warga binaan yang tengah menempuh jenjang pendidikan setara Paket A (SD), Paket B (SMP), dan Paket C (SMA).
Pendidikan di Balik Jeruji: Upaya Nyata Pemulihan dan Pemberdayaan
Kepala Rutan Depok menegaskan bahwa pendidikan merupakan salah satu pilar penting dalam sistem pembinaan narapidana. Melalui kegiatan seperti UTS ini, warga binaan tidak hanya mengasah kemampuan akademik, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri dan tanggung jawab terhadap masa depan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa pembinaan bukan hanya berupa keterampilan kerja, tetapi juga pendidikan formal. Warga binaan berhak mendapatkan kesempatan belajar, agar saat kembali ke masyarakat mereka memiliki bekal pengetahuan dan karakter yang lebih baik,” ujar Kepala Rutan Depok.
Program PKBM di Rutan Depok menjadi bukti nyata implementasi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan, khususnya Pasal 2 yang menegaskan fungsi pemasyarakatan sebagai wadah pembinaan agar narapidana dapat berperan aktif, produktif, dan kembali menjadi warga yang berguna di masyarakat.
Selain itu, kegiatan ini juga selaras dengan Permendikbudristek Nomor 3 Tahun 2023 tentang Pendidikan Kesetaraan, yang memberikan hak belajar bagi setiap warga negara, termasuk mereka yang sedang menjalani masa pidana.
Antusiasme Warga Binaan Mengikuti Ujian
Meski berada di lingkungan terbatas, para peserta terlihat bersemangat mengerjakan soal-soal ujian yang mencakup berbagai mata pelajaran seperti Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Salah satu peserta menyampaikan, kegiatan ini membuatnya merasa dihargai dan berdaya.
“Kami senang bisa ikut ujian seperti siswa pada umumnya. Ini motivasi bagi kami untuk terus belajar dan memperbaiki diri,” ungkapnya.
UTS ini juga menjadi ajang evaluasi bagi tutor dari PKBM Sakola Hayyah untuk menilai sejauh mana perkembangan akademik warga binaan, sekaligus bahan perbaikan pembelajaran di semester berikutnya.
Sinergi Kemenkumham dan Dunia Pendidikan
Program pendidikan kesetaraan di Rutan Depok merupakan bagian dari komitmen Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Republik Indonesia dalam mendukung transformasi pemasyarakatan yang humanis dan berorientasi pada pemulihan sosial.
Melalui kerja sama dengan lembaga pendidikan nonformal, Rutan Depok berupaya menghadirkan pembelajaran berkualitas yang mengedepankan nilai-nilai moral, keterampilan, dan kesiapan mental warga binaan untuk beradaptasi kembali setelah bebas.
Inisiatif ini juga mendukung Program Pemerintah Kota Depok dalam bidang inklusi pendidikan, memastikan bahwa tidak ada satu pun warga negara yang tertinggal dari akses belajar, termasuk mereka yang sedang menjalani pembinaan hukum.
Menumbuhkan Harapan Baru
Pendidikan di balik jeruji bukan sekadar kegiatan rutin, tetapi investasi sosial jangka panjang. Melalui ujian dan proses belajar yang terukur, warga binaan diharapkan mampu membangun kembali jati diri, memperbaiki kesalahan masa lalu, dan berkontribusi positif bagi masyarakat setelah bebas.
Dengan adanya UTS PKBM di Rutan Depok, pemerintah kembali menegaskan pesan penting: pembinaan bukan hukuman, melainkan peluang untuk berubah dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.





