DEPOK, penabangsa.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, memberikan Apresiasi kepada SWI Depok yang berkolaborasi dan bersinergi dengan Dinkes, dalam hal pembangunan kesehatan di Kota Depok.
Hal itu diungkapkanĀ Sekretaris Dinkes Yuliandi dalam sambutannya di kegiatan Dialog Publik yang digelar SWI Depok di Balai Rakyat Depok Jaya, Kamis (30/5/2024), dengan tema “Perpres Publisher Rights, Mendukung atau Menyandera Jurnalisme Berkualitas”.
“Selamat memperingati hari kebebasan pers sedunia, kami sangat mengapresiasi kegiatan SWI Depok atas kontribusinya dalam pembangunan kesehatan di Kota Depok,” ucapnya.
Yuliandi mengatakan bahwa dalam konteks pembangunan Kota Depok terutama pembangunan kesehatan, pers sangat berperan sebagai pemberi informasi pembangunan dan pelayanan Pemkot Depok.
“Dunia kesehatan saat ini tengah mengalami dua persoalan, yakni meningkatnya berbagai penyakit tidak menular dan penyakit menular pun masih ada,” ungkapnya.
Yuliandi melihat, pekerjaan wartawan sangat berat dan kurang waktu untuk menjaga kesehatannya. Dengan berbagai tugasnya yang selalu ditemani oleh rokok dan kopi.
“Melihat itu, maka kami dan SWI Depok berinisiatif melakukan skrining kesehatan terhadap para wartawan,” terangnya.
Dari hasil pemeriksaan tadi dan pertanyaan yang di isi dalam SRQ, tambahnya, langsung bisa diketahui hasilnya.
Kuisioner yang berisi 20 pertanyaan tadi, ungkapnya, merupakan pemeriksaan kesehatan jiwa. Dari situ, di dapati ada wartawan yang harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
“Hasil SRQ, dari 35 orang sebagian besar normal dan 3 perlu pemeriksaan lebih lanjut. Kesehatan jiwa bukan berarti sakit jiwa ya,” tekannya.
Ia menyampaikan, hasil dari Skrining Kesehatan Sejak Dini Cerdas dan Produktif (Srikandi Cerdik), diketahui dari 32 orang yang punya lingkar perut besar 20 orang, yang normal 12 orang.
“Untuk tekanan darah normal, 50 persen normal sisanya darah tinggi. Sedangkan
Kadar gula, cukup khawatir dari 32 orang, cendrung kena diabetes 7 orang, 6 orang normal kadar gulanya,” papar Yuliandi.
Pemeriksaan Karbon monoksida yang besar dipengaruhi oleh rokok, ulasnya, dari 32 orang hanya 24 orang yang periksa. Ada 15 orang yang baik kadar monoksida, sisanya tinggi.
“Pemeriksaan yang kami lakukan tadi itu, merupakan penyakit dalam kategori tidak menular,” tegasnya.
Lingkar perut, diabet dan kolesterol, kata Yuliandi, bisa dicegah. Salah satunya, Dinkes Depok melakukan promosi preventif. Bagaimana, agar masyarakat kembali pada Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan bagaimana kurangi rokok.
“Sekali lagi, kami apresiasi para insan pers yang terus berkolaborasi dan bersinergi dalam pembagunan kesehatan Kota Depok. Kami harapkan ini akan selalu terjalin, dalam upaya kita mewujudkan Depok yang Maju Berbudaya dan Sejahtera,” pungkasnya. (Novi).