SERANG, penabangsa.com – Melalui pendamping PKH, lansia sakit di Serang ini mendapat perhatian dari pemerintah. Keluarga membantah, kalau kakek Jahrani makan kapuk,
Kementerian Sosial bergerak cepat memastikan kondisi Kakek Jahrani (80), yang diberitakan tergolek sakit dirumahnya, Serang, Banten.
Sebelumnya, Kakek Jahrani ramai diberitakan, tidak mendapat asupan makanan sampai harus makan kapuk dari bantalnya.
Atas arahan Menteri Sosial Juliari P. Batubara, Kepala Bagian Publikasi dan Pemberitaan Salahuddin Yahya segera hadir dan menyapa Kakek Jahrani dan keluarganya di kediamannya, Desa Singamerta, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Minggu, (14/06).
Kepada keluarga yang senantiasa merawat kakek Jahrani sehari-hari, Salahuddin bermaksud ingin tahu dan melihat dari dekat kondisi Kakek Jahrani. Mewakili Kementerian Sosial, Salahuddin menyerahkan paket Sembako Bantuan Presiden dan biaya perawatan.
“Atas arahan Bapak Menteri Sosial Juliari P. Batubara, hari ini saya hadir di sini, untuk menyampaikan simpati dan mengetahui dari dekat kondisi Kakek Jahrani. Kami juga menyerahkan paket Sembako Bantuan Presiden untuk membantu memenuhi kebutuhan sembako Kakek Jahrani dan keluarga,” tutur Salahuddin.
Humas Kemensos itu menyatakan, kalau kehadirannya di rumah Kakek Jahrani tidak lepas dari arahan Presiden Joko Widodo yang segera ditindak-lanjuti oleh Mensos Juliari dengan meminta kepada seluruh pejabat dan pegawai di Kementerian Sosial, agar Negara selalu hadir, untuk seluruh warga negara yang terdampak dan tertimpa musibah.
“Keberadaan saya di sini juga merupakan implementasi slogan #KemensosHADIR,” tidak boleh ada warga negara yang makan kapuk karena kelaparan,” tegas Salahudin.
Kepada utusan Kemensos tersebut, aparat desa setempat dan keluarga memastikan Kakek Jahrani tidak kelaparan dan tidak makan kapuk.
“Makanan ada pak. Tidak benar makan kapuk. Ceritanya, ada yang keponakan yang biasa menunggu Kakek Jahrani. Tapi karena ada keluarga yang meninggal, ia pergi. Setelah ditinggal Kakek Jahrani merangkak keluar rumah sambil mulutnya ada kapuk,” papar Ny. Bakrah (40), keponakan Kakek Jahrani.
Dia juga menyatakan, pamannya ini, semula berprofesi sebagai penjual cobek kelilling kampung. Namun, ia menjadi korban tabrak lari tiga tahun lalu, hingga membuatnya sulit bergerak. Sehari-hari, sang paman hanya bisa tergolek di tempat tidur.
Pihak keluarga memastikan, perhatian negara cukup besar atas kondisi Kakek Jahrani. Ia sudah menerima berbagai bantuan sosial, baik dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.
“Kakek dapat banyak bantuan. Termasuk bantuan dari pemerintah daerah di sini juga dapat,” jelasnya pula.
Koordinator PKH II Kabupaten Serang Hikmatul Sobri menyatakan, Kementerian Sosial melalui pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) cukup sering mengunjungi kediaman Kakek Jahrani. Kakek Jahrani pernah ditawari untuk dirawat di panti, bahkan ditawari tinggal bersama keponakannya, namun tidak mau. Dengan kondisinya tinggal sendiri itu, layanan yang tepat adalah rehabilitasi sosial melalui layanan panti.
“Untuk bansos PKH, juga sudah diberikan kepada keluarga Kakek Jahrani. Sehingga sejauh ini bansos PKH telah diterima kakek Jahrani. Selain itu, dia juga telah memperoleh perhatian dari Dinas Sosial setempat termasuk sudah mendapatkan bansos dari Pemprov Banten dan Kabupaten Serang,” pungkasnya. (Icha)