YOGYAKARTA, penabangsa.com – Gusti Kanjeng Ratu Hemas merupakan salah satu figur tokoh yang sangat peduli juga pemerhati Disabilitas dan Warisan Budaya Yogyakarta yakni salah satunya Batik, dijadikan prioritas dalam pelatihan Rumah Vokasi Disabilitas (RVD) di Jogyakarta, Rabu. (26/07/2023).
RVD merupakan Program Yayasan Rumah Pengembangan dan Pemberdayaan Disabilitas (YRPPD) yang memiliki maksud dan tujuan mengembangkan dan memberdayakan disabilitas dengan tujuan pemenuhan salah satu hak disabilitas dalam pembangunan sebagai anak bangsa.
GKR Hemas menegaskan, batik merupakan warisan budaya tradisi Yogyakarta yang wajib dilestarikan oleh setiap generasi karena ini merupakan kekayaan Nusantara.
“Kawan – kawan disabilitas Yogyakarta akan berperan penting untuk melestarikan dan memajukan lagi budaya Karya Batik Yogyakarta,” kata Heru Sasongko Kepala Bidang Program dan Usaha YRPPD DIY .
Disampaikan Heru Sasongko saat bertemu dengan GKR Hemas bahwa teknik batik malam dingin ini sangat cocok untuk diterapkan dalam vokasional pengembangan dan pemberdayaan disabilitas.
“Pasalnya metode membatik dengan cara ini lebih aman terutama untuk anak berkebuthan khusus,” ungkap Heru
“Karena dalam prosesnya tidak perlu memanaskan lilin seperti pembuatan batik pada umumnya, proses pewarnaan dalam teknik malam dingin ini tidak melalui proses pencelupan berulang kali sehingga menghasilkan limbah yang sedikit,” lanjut Heru
Dalam prakteknya teknik ini seperti melukis pada kanvas sehingga mudah dan ramah anak, hasilnyapun bisa rapi.
“Bagus dan Rapi,” ujar GKR Hemas saat melihat hasil batik dengan teknik malam dingin karya anak berkebutuhan khusus (ABK) binaan YRPPD.
Pengembangan diri dalam bidang seni, ekonomi, kuliner, maupun industri menjadi bekal anak – anak disabilitas untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari.
“Saya apresiasi upaya Yayasan Rumah Pengembangan dan Pemberdayaan Disabilitas dalam memberikan pendampingan anak disabilitas sehingga bisa menghasilkan produk yang bernilai jual,” tutup Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas. (Novi)